PENGUATAN KAPASITAS DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS BAGI GURU IPA DI KABUPATEN GOWA
Abstract
Kurikulum menjadi acuan setiap pendidik dalam menerapkan proses pembelajaran. Menurut Keputusan Kementrian Kebudayaan, Pendidikan, Risit, dan Teknologi (Kepmendikbudristek) No. 262 Tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran memuat tiga opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat (kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam. Kurikulum merdeka berfokus pada konten-konten yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Menurut Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan No. 009/H/KR/2022 menyatakan 6 dimensi dari kurikulum merdeka, salah satunya, bernalar kritis. Setiap dimensi akan diimplementasikan keseluruh mata pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Terdapat dua elemen dalam mengajarakan IPA. Salah satu elemennya adalah Keterampilan berproses yang merupakan proses intensional dalam melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulakan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen, dan menentukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap, merancang, investigasi, menentukan informasi, menciptakan model, mendepat rekan sejawat menggunkan fakta, serta membentuk argument yang koheren Berdasarkan seluruh komponen yang dimuat dari kurikulum merdeka, terlihat bahwa kurikulum merdeka ini sangat berpotensial untuk ditetapkan sebagai kurikulum nasional. Sehingga pengabdi melakasankan program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kapasitas guru IPA dalam merancang pembelajaran berbasis keterampilan proses sains sebagai tuntutan kurikulum merdeka. Hasil pengabdian yang dilakukan adalah memperoleh respon positif dari MGMP Guru IPA Kabupaten Gowa yang ditunjuukan dengan sikap antusias yang sangat tinggi.
References
Ango, M L. 2002. “Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context".
BSKAP Kemdikbudristek. (2022). Keputusan BSKAP Kemdikbudristek No. 003/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia DIni, Jenjang Pendidikan Dasar, Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka.
BSKAP Kemdikbudristek. (2022). Keputusan BSKAP Kemdikbudristek No. 009/H/KR/2022 Tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas. Candiasa, I M. 2004.
Fatmawati, F., & Yusrizal, Y. (2021). Analysis of the Utilization of Nature as a Learning Media in the Covid-19 Pandemic Era. Budapest International Research and Critics
66
Institute-Journal (BIRCI-Journal), 4(4), 8150–8154 International Journal of Educology. Vol 16. Numb 1.
Agung. 2012. Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA kelas iv pada Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Bunut. Artikel Penelitian. Programa Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura Pontianak.
Dahar. 1985. “kesiapan guru mengajar sains di Sekolah Dasar ditinjau dari segi pengembangan proses sains”. Disertasi Doktor FPS Ikip.
Hafez, A,Z., & Masji, R. 2015. Science process skills and attitudes toward science among palestinian secondary school students. World Journal of Education. Vol 5(1). 13-24. Tersedia pada: www.sciedu.ca/wje. Hardi, Edi K. dkk.
